Sistem reproduksi pria
Meliputi organ-organ reproduksi,
spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ
reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri
atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ
reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi
dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma
(duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi
untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran
pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh
kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung
semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di
belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian
atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat
menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra)
merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper
menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri
dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Alat-alat
Reproduksi pada Perempuan
Gambar : Alat – alat Reproduksi Pada Perempuan
Alat reproduksi pada perempuan
terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak di rongga perut,
saluran telur (oviduk/tuba Fallopii), uterus (rahim), vagina dan organ kelamin
bagian luar.
- Ovarium
merupakan kelenjar kelamin perempuan yang berfungsi untuk memproduksi ovum
dan menyekresi hormon estrogen dan progesteron.
- Saluran telur
berfungsi untuk menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik
dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dindingnya. Panjang
saluran ini sekitar 12 cm dan ujungnya berbentuk corong.
- Uterus
(rahim) berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio, dinding uterus
tebal, panjang sekitar 7,5 cm, dan lebar sekitar 5 cm. Selama kehamilan
uterus mampu mengembang sampai 500 kali.
- Vagina
merupakan saluran yang terletak di bawah uterus sebagai tempat bagi penis
pada saat kopulasi dan sebagai jalan bayi pada proses persalinan.
- Organ kelamin luar
meliputi bagian-bagian sebagai berikut
- Klitoris (kelentit), yaitu struktur yang homolog dengan
penis.
- Vulva, terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan
labium minor (bibir kecil).
- Lubang saluran kencing, merupakan saluran terluar
uretra
- Lubang vagina, merupakan ujung terluar vagina
- Fundus, yaitu bagian lipat paha
Organ Reproduksi Wanita
Gambar : Organ Reproduksi Wanita
Salah satu hal yang penting untuk
diketahui dalam kesehatan reproduksi
adalah memahami anatomi dan organ reproduksi. Organ reproduksi
adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan.
Berikut adalah penjelasan mengenai Organ
reproduksi wanita,
a) Tuba
Fallopii (saluran telur), yaitu saluran yang terdapat di kiri dan kanan
rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju rahim.
b)
Ovarium (indung telur), yaitu organ di kiri dan kanan rahim yang
berfungsi memproduksi sel telur (ovum). Setiap satu bulan sekali indung
telur kiri dan kanan secara bergiliran akan mengeluarkan sel telur. Apabila
tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan ikut keluar pada saat menstruasi. Ovarium
mengandung 400.000 sel telur, namun hanya akan mengeluarkan 400 sel telur
sepanjang kehidupannya.
c) Uterus
(rahim), yaitu tempat janin dibesarkan, bentuknya seperti buah alpukat gepeng
dan berat normalnya 30-50 gram. Pada saat dalam keadaan tidak hamil, besar
rahim hanya sebesar telur ayam kampung.
d) Cervix
(leher rahim), yaitu bagian bawah rahim. Pada saat persalinan tiba, maka leher
rahim membuka sehingga bayi dapat keluar.
e) Vagina
(lubang senggama), yaitu saluran berbentuk silinder yang sangat elastis dan
berlipat-lipat. Fungsinya adalah sebagai tempat penis pada saat bersenggama,
tempat keluarnya bayi dan menstruasi.
f) Mulut
vagina, yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian
luar tubuh.
g) Klitoris
(klentit), yaitu sebuah benjolan daging kecil yang paling peka dari seluruh
alat kelamin perempuan. Klitoris
banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
h)
Bibir vagina, terdiri dari labia mayora dan labia minora. Labia
mayora adalah bagian yang terluar dari mulut vagina yang ditumbuhi oleh
bulu, labia minora terletak dibelakang labia mayora yang banyak
menganding pembuluh darah dan syaraf.
i) Vulva,
adalah organ seksual perempuan yang paling luar atau sering juga disebut
sebagai bukit kemaluan (mons veneris), tempat tumbuhnya rambut kemaluan.
j)
Tulang kemaluan, adalah tulang yang terletak didepan kantung kencing.
k) Rambut
kemaluan, terletak pada daerah bukit kemaluan dan labia mayora. Rambut kemaluan
ini berfungsi untuk menyering kotoran agar tidak langsung masuk ke dalam
vagina.
l)
Kandung kencing, adalah tempat penampungan sementara air yang berasal dari
ginjal (air seni).
m) Uretra (saluran kencing), adalah
saluran untuk mengeluarkan air seni.
n)
Mulut uretra, adalah akhir dari uretra.
o)
Selaput dara (hymen), adalah selaput tipis yang terletak pada 1/3
luar vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah. Robeknya selaput
dara biasanya karena hubungan seks (masuknya alat kelamin laki-laki ke dalam
vagina), tetapi selaput dara juga bisa robek akibat dari olah raga berat misal
berkuda atau bersepeda.
PROSES OOGENSIS
Gambar:
Proses Oogenesis
Produksi
ovum atau sel telur dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam
embrio, yang menghasilkan oogonia diploid (2n = 4) . Masing-masing oogonium
berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid. Mulai pada saat pubertas,
sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis 1 setiap bulan. Pembelahan
meiosis pada oogenesis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal
cytokinesis). Pembelahan meiosis pertama menghasilkan sebuah sel besar, yaitu
oosit sekunder, dan sebuah badan polar (polar body) yang lebih kecil. Pembelahan
meiosis kedua, yang menghasilkan ovum dan badan polar kecil lainnya, hanya
terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah meiosis selesai dan
badan polar kedua memisah dari ovum, nucleus haploid sperma dan ovum matang
menyatu dalam proses fertilisasi sesungguhnya.
(b) Penampakan potongan
ovarium ini menggambarkan tahapan perkembangan folikel ovarium yang menyertai
oogenesis.
- Masing-masing oosit primer berkembang di dalam sebuah
folikel.
- Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel tumbuh
- Umumnya hanya satu yang matang
- Dalam proses yang dikenal sebagai ovulasi, folikel
pecah, yang membebaskan sebuah oosit sekunder.
- Jaringan folikuler sisanya berkembang menjadi korpus
luteum.
- Mengalami disintegrasi ketika fertilisasi tidak
terjadi.
Untuk memudahkan, tahapan tersebut
disajikan sebagai siklus (tanda panah), meskipun tiap tahap terjadi pada
waktu yang berlainan dan tidak pernah terjadi secara bersamaan di dalam ovarium.
Pada ovarium yang sebenarnya, masing-masing folikel tetap berada di satu tempat
selama mengalami serangkaian tahapan tersebut.
OVULASI
Rata-rata dalam setiap siklus menstruasi, satu atau beberapa sel telur akan
tumbuh dan matang. OVULASI merupakan proses pelepasan telur yang telah matang
tersebut dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk
dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi
atau 14 hari sebelum haid berikutnya.
SIKLUS MENSTRUASI (MENSTRUAL CYCLE)
Siklus menstruasi secara
spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi dalam uterus, tahapannya berupa:
- Fase aliran menstruasi (menstrual flow phase)
Terjadi saat pendarahan menstruasi
(hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium)
- Fase proliferasi
Proses regenerasi dan penebalan dari
sisa endometrium tipis yang tersisa
- Fase sekresi (secretory phase)
Berlangsung 2 minggu lamanya,
endometrium terus menebal, mengandung lebih banyak pembuluh darah dan
mengembangkan kelenjar yang mensekresikan cairan yang kaya akan glikogen.
Jika embrio masih belum
terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase sekresi, maka aliran
menstruasi baru akan dimulai, yang menandai siklus berikutnya.
Terjadi secara parallel dengan
siklus menstruasi adalah siklus ovarium (ovarian cycle), tahapannya adalah:
Saat beberapa folikel di ovarium
mulai tumbuh. Sel telur membesar dan pembungkus sel folikel menjadi
berlapis-lapis. Diantara beberapa folikel yang mulai tumbuh, umumnya hanya satu
yang membesar dan matang, sementara yang lainnya akan mengalami disintegrasi.
Folikel yang matang itu mengembangkan rongga internal yang penuh cairan dan
tumbuh menjadi sangat besar dan membentuk tonjolan pada permukaan ovarium.
- Fase ovulasi
Ketika folikel dan dinding ovarium
di dekatnya pecah , sehingga melepaskan oosit.
- Fase luteal
Jaringan folikel yang tertinggal di
ovarium setelah ovulasi diperdarahi oleh pembuluh darah setempat dan berkembang
menjadi korpus luteum yaitu jaringan endokrin yang mensekresikan hormon betina.
Gambar : Siklus Menstruasi (Menstrual Cycle)
Hormon mengkoordinasikan siklus
menstruasi dan siklus ovarium
- Selama fase folikuler siklus ovarium, pituitari mensekresikan
sejumlah kecil FSH dan LH sebagai respons terhadap perangsangan oleh GnRH
(Gonadotropin releasing hormone) dari hipotalamus. Pada waktu ini sel-sel
folikel ovarium yang belum matang mempunyai reseptor untuk FSH tetapi
bukan untuk LH.
- FSH merangsang pertumbuhan folikel
, dan sel-sel folikel yang sedang tumbuh ini mensekresikan hormone estrogen
yang disekresikan selama sebagian besar fase folikuler.
- Lihat table di atas terjadi
peningkatan lambat jumlah estrogen yang disekresikan selama sebagian besar fase
folikuler.
- Peningkatan kecil kadar estrogen juga menghambat
sekresi hormone pituitary, sehingga mempertahankan kadar FSH dan LH
relative rendah selama sebagian besar fase folikuler.
- Hubungan antar hormone tersebut berubah secara
radikal dan relative mendadak ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang
tumbuh mulai meningkat tajam , estrogen dalam konsentrasi tinggi merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan pengeluaran GnRH yang merangsang pituitary
untuk mengeluarkan FSH dan LH dalam jumlah besar. Pengaruh itu lebih besar
terhadap LH karena kadar estrogen yang tinggi juga meningkatkan sensitivitas
mekanisme pelepasan LH, serta menginduksi pematangan akhir folikel dan
akhirnya ovulasi terjadi sehari setelah lonjakan kadar LH tersebut.
-
Setelah ovulasi LH merangsang transformasi jaringan folikel yang
tertinggal di ovarium untuk membentuk korpus luteum .
- Di bawah pengaruh LH selama
fase luteal siklus ovarium, korpus luteum mensekresikan estrogen dan
progesterone, yang merangsang penebalan dinding endometrium.
- Korpus luteum umumnya mencapai
perkembangan maksimalnya 8 sampai 10 hari setelah ovulasi.
- Setelah kadar estrogen dan
progesterone meningkat , kombinasi hormone itu memberikan umpan balik negative
pada hipotalamus dan pituitary, sehingga menghambat sekresi LH dan FSH.
- Mendekati akhir fase luteal ,
korpus luteum akan lisis sehingga konsentrasi progesterone dan estrogen akan
menurun tajam sehingga tidak ada lagi yang mampu mempertahankan
perkembangan dan pemeliharaan berkelanjutan dinding endometrium sehingga
terjadilah peluruhan.
- Sementara itu penurunan kadar
hormone ovarium tersebut merangsang kembali hipotalamus untuk untuk
mengeluarkan GnRH yang merangsang pituitary untuk mengeluarkan FSH dan LH
sebagai pertanda dimulainya pertumbuhan folikel baru di ovarium.
Klik animasi siklus menstruasi
di bawah ini :
Animasi : menstrual_cycle_dw2
klik tanda panah untuk melihat
tahapan menstruasi.
4.1. Latihan 1
1). Dimanakah letak kelenjar prostat
dan apakah fungsi dari kelenjar tersebut, dan apakah yang akan terjadi jika
seorang pria mengalami kerusakan pada kelenjar tersebut ?
2). Apa yang dimaksud dengan masa
pubertas?
3). Hormon-hormon apa sajakah yang
berperan dalam siklus menstruasi
PROSES SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan).
Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau
fase-fase pendewasaan sperma di epididimis.
Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.
Gambar: Proses Spermatogenesis
Tahap
Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap
pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
Spermatosit
primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium.
Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
Spermatosit
sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit
primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.
Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit
sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid.
Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma
terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid
dan merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
FERTILISASI DAN KEHAMILAN
Fertilisasi
(pembuahan) adalah proses bertemunya spermatozoa dengan ovum. Pertemuan
keduanya terjadi di tuba fallopii. Pertemuan tersebut menghasilkan zigot. Zigot
membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya.
Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut
blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini
kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas
merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan
calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut
simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak
menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Pada
hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon
progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak
mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin
milk) sebagai makanan embrio.
Enam
hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan
implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi
kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron
sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa
lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan
makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.
1.Pembuatan Lapisan Lembaga
Setelah
hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di
sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan
penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula
kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia,
kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat
berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan
makanan bagi embrio.
Di
antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan
tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia
akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis
kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran
darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
2.
Membran (Lapisan Embrio)
Terdapat 4 macam membran embrio,
yaitu :
a.Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan
pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia
hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b.Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c.Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.
d.Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.
3. Plasenta atau Ari-Ari
Plasenta
atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5
cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28
setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan
dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem
hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin,
meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa
jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.
Klik, Paket Biologi Terlengkap!
di sini!
di sini!
Fertilisasi
pada manusia diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi
merupakan peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Perhatikan
Gambar 10.11. Pada saat spermatozoa menembus dinding sel telur, ekor sperma
ditanggalkan di luar. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian oviduk
atau uterus. Bersatunya inti spermatozoa dan inti sel telur akan tumbuh menjadi
zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama
kurang lebih 280 hari. Tahap-tahap ini meliputi periode preimplantasi (7 hari
pertama), periode embrionik (7 minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan
berikutnya). Perhatikan Gambar 10.12.
Gambar: Proses Implantasi dan Perkembangan Fetus
1) Periode Preimplantasi
Selama
2-4 hari pertama pasca pembuahan, zigot berkembang dari 1 sel menjadi kelompok
16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan berdiferensiasi menjadi 100 sel.
Selama periode ini, zigot berjalan di sepanjang oviduk, setelah itu masuk ke
uterus dan tertanam dalam endometrium uterus. Morula kemudian membentuk bola
berongga yang disebut blastosit. Blastosit mempunyai lapisan luar yang disebut
tropoblas. Tropoblas ini berkembang membentuk membran embrio, korion, dan
amnion. Korion mengalami perkembangan lebih lanjut membentuk vili. Vili ini
tumbuh menjadi plasenta. Pada perkembangan lebih lanjut, antara fetus dan
plasenta dihubungkan oleh tali pusar. Plasenta berfungsi sebagai jalan
pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan janin. Selain itu,
plasenta juga berfungsi melindungi janin dari penyakit dengan membentuk imunitas
secara pasif, melindungi janin dari organisme patogen, dan dapat menghasilkan
hormon.
Amnion
berasal dari lipatan jaringan tropoblas yang melingkupi sebelah luarembrioblas.
Amnion merupakan kantong yang berisi cairan tempat embrio berada. Dinding
amnion menghasilkan cairan ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap
basah dan tahan goncangan.
Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion tumbuh keluar membentuk jonjot yang terdiri atas mesoderma dan tropoblas yang berhubungan dengan rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui perantaraan plasenta.
Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion tumbuh keluar membentuk jonjot yang terdiri atas mesoderma dan tropoblas yang berhubungan dengan rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui perantaraan plasenta.
Alantois
merupakan jaringan yang terletak di dalam tali pusat. Di dalam alantois
berkembang banyak pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio
dengan plasenta.
Antara amnion dan plasenta terdapat kantong kuning telur (yolksack) atau sacus vatelianus. Yolksack merupakan tempat munculnya sel-sel darah dan pembuluh darah yang pertama. Bagian ini berfungsi menyediakan makanan utama bagi embrio.
Antara amnion dan plasenta terdapat kantong kuning telur (yolksack) atau sacus vatelianus. Yolksack merupakan tempat munculnya sel-sel darah dan pembuluh darah yang pertama. Bagian ini berfungsi menyediakan makanan utama bagi embrio.
2)
Periode Embrionik
Tahap
perkembangan ini didominasi oleh pembentukan kepala. Ciri wajah makin terlihat
jelas. Telinga, mata, hidung, dan leher sudah terbentuk secara normal. Pada
tahap ini juga terbentuk lengan yang diawali dengan pembentukan jari-jari.
Daerah kepala dan jantung akan mengalami pembesaran. Hati juga tumbuh dengan
cepat hingga mendominasi organ-organ perut. Ekor akan memendek dan paha akan
mengalami perkembangan. Embrio pada akhir periode ini disebut fetus.
3) Periode Fetus
Selama
6 bulan pada periode fetus akan terjadi perkembangan yang sangat cepat dan
terjadi perbaikan proporsi komponen tubuh melalui diferensiasi jaringan. Pada
periode ini terjadi perkembangan tubuh dengan pesat, sehingga proporsi kepala
akan berkurang sebesar setengah dari seluruh panjang tubuh.
Pada
bulan keempat, wajah sudah menunjukkan seperti wajah manusia normal. Mata sudah
mengarah ke lateral dan ke bagian depan wajah. Telinga juga sudah terletak pada
daerah sejajar dengan mata. Lengan bawah tumbuh lebih lambat daripada lengan
atas. Osifikasi sebagian besar terpusat pada tulang. Jenis kelamin fetus sudah
terlihat secara eksternal pada bulan ketiga.
Pada
bulan kelima, kulit yang keriput akan tertutup oleh rambut. Selama bulan ini,
pergerakan fetus akan terasa oleh si ibu.
Glandulasebaseaterbentukaktiftepatsebelum bayi dilahirkan (bulan ke-7 dan 8).
Perhatikan Gambar 10.13. Lemakmuncul pertamakali ketika jaringan lemak
berdiferensiasi dan berproliferasi sejak minggu ke-14. Pada dua bulan terakhir
kehidupan fetus, lemak terdeposit mengisi keriput pada kulit dan mengisi berat
badan bayi pada saat kelahiran.
TEKNOLOGI KELUARAGA BERENCANA
Pengertian
Keluarga
berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan
penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di
Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi
karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara
penggunaannya.
Metode
kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi
dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang
reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa
efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak
lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah
metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan
melibatkan tindakan operasi.
Metode
kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode
mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi
alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan
fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor
yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,
kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi,
kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah
kehamilan 100%.
Gangguan pada Sistem Reproduksi
Pada sistem reproduksi dapat
mengalami gangguan/ kelainan/ penyakit. Gangguan/ kelainan/ penyakit
tersebut bisa terjadi akibat beberapa faktor tertentu. Faktor tersebut bisa
jadi akibat tumor, infeksi virus/ bakteri atau akibat disfungsi organ itu
sendiri. Berikut adalah beberapa contoh Gangguan/ Kelainan/ Penyakit pada
sistem reproduksi.
1.
Condiloma Accuminata
Merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang
dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
2.
Endometriosis
Merupakan gangguan akibat adanya
jaringan endometrium dari luar rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh di
sekitar ovarium, oviduk, servik dsb. Gejalanya penyakit ini berupa rasa
nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Rasa nyeri
ini disebabkan oleh pengelupasan jaringan endometriosis.
3.
Epididimitis
Merupakan infeksi yang sering
terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
4.
Gonorhoe (Kencing Nanah)
Merupakan penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa
menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa
nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
5.
Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Merupakan suatu kehamilan yang tidak
berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil
anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya
dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
6.
Herpes Genitalis
Merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks. Gejala yang timbul adalah bintil-bintil berkelompok
pada kemaluan, hilang dan timbul, akhirnya menetap seumur hidup.
7.
Hipogonadisme
Merupakan penurunan fungsi testis
yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen
dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
8.
HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki
sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi
penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
9.
Impotensi
Merupakan ketidakmampuan penis untuk
ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus,
kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf.
10.
Infertilitas (Mandul)
Infertilitas atau ketidaksuburan
dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena
adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada
saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan,
pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya
sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.
11. Kanker
Ovarium
Merupakan kanker yang menyerang
indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya
menyerang perempuan yang sudah menopause (berumur 50 tahun ke atas).
12. Kanker
Payudara
Merupakan kanker yang menyerang
payudara. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat
menderita penyakit ini.
13. Kanker
Prostat
Merupakan kanker yang menyerang
kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar
prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang
pria usia 60 tahun ke atas.
14. Kanker
Rahim
Merupakan kanker yang menyerang
daerah rahim (uterus). Gangguan ini ditandai dengan perdarahan pada vagiana
secara tidak normal.
15. Kanker
Servik (Leher Rahim)
Merupakan kanker pada bagian serviks
wanita, banyak menyerang wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks
disebabkan oleh infeksi virus herpes dan human papilloma virus.
16.
Kriptorkidisme
Merupakan kegagalan dari satu atau
kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi.
Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron.
17.
Orkitis
Merupakan peradangan pada testis
yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas.
18.
Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor
bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran
oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam
saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
19.
Prostatitis
merupakan peradangan pada kelenjar
prostat. Peradangan kelenjar prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra.
Penderita prostatitis memiliki gejala-gejala seperti sakit saat buang air
kecil.
20.
Sifilis (Raja Singa)
Merupakan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual.
Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di
tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
- Gangguan
menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan
atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
- Kanker
vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi
kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus.
Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
- Kanker
serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal
tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar
limfe panggul.
- Kanker
ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat
berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan
pembedahan dan kemoterapi.
- Kanker
rahim
Kanker rahim (uterus) atau
yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering
terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita
usia 60-70 tahun.
- Kanker
payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker
payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause.
Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
Gambar:
Kanker Payudara
- Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa
benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya dengan operasi.
- Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium
terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau
jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri
perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak
ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau
bedah laser.
- Infeksi
vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul
gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara
lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau
bakteri.
- Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga
kol atau jengger ayam atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau
condyloma merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita
HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di
dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai
menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker
serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan
operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter
(pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan
bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
- Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar